Sabtu, 18 Februari 2012

Al-Quran yang Suci untuk hati yang bersih




CintaQuranKetika membaca atau menghafal al-Qur'an, bagaimana suasana hati anda? Jika anda merasa tenang, nyaman dan bersemangat setelah mempelajarinya, maka berbahagialah dengan kondisi itu. Saat itu hati dan jiwa anda sedang mendapatkan sebuah kelembuatan dari Allah yang Maha Kuasa dan pemilik kitab suci al-Qur'an ini.

Adakah Al-Qur’an dalam hati kita?


 Rutinitas kerja dan kesibukan dunia yang tiada habisnya, sering menjadi penyebab dari hati yang kering, meranggas, dan gersang dari sumber mata air iman yang menyejukkan. Ibarat kafilah yang melintas di padang pasir dengan muatan harta yang berlimpah, ia menjadi tidak bernilai tatkala kehausan (dehidrasi) memenuhi sekujur raganya. Setetes air, yang tatkala dalam kondisi wajar harganya tiada seberapa, menjadi bernilai luar biasa dalam kondisi jiwa yang dirundung kegersangan tiada tara.

7 Kiat Praktis Menjalin Ikatan Batin dengan Al Quran




   1. Berdoa secara sungguh-sungguh agar Allah membuka hati kita untuk menerima cahaya firman-Nya, agar Ia memberi kita kemampuan merenungi kalam-Nya, dan dilakukan sebelum memulai membaca Al Quran. Ini penting untuk membangkitkan semangat dan menyiapkan hati menyambut cahayanya.
   2. Banyak membaca Al Quran, menghabiskan waktu bersamanya, dan sebisa mungkin tidak menyela dengan aktifitas lain agar tidak kehilangan suasana. Dilakukan di tempat yang tenang, jauh dari kebisingan, agar bisa memfokuskan diri. Jangan lupa berwudhu dan bersiwak sebelum membacanya.

Para Malaikat Dalam Perang Al Ahzab


Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan (al-Ahzab:9).
Al-Allamah bin Katsir berkata, “Allah SWT berfirman memberitahukan nikmat, keutamaan, dan kebaikan-Nya yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dalam menghadapi dan mengalahkan musuh-musuhnya pada saat mereka terkepung. Hal itu terjadi pada tahun Khandaq, bulan Syawal tahun kelima Hijriah dalam pendapat yang sahih dan masyur.”

Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (11); Perang Badar


Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam
SATUAN Abdullah b. Jahsy merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Islam. Ketika itulah Waqid b. Abdullah at-Tamimi melepaskan anak panahnya dan mengenai ‘Amr bin’l-Hadzrami hingga ia tewas. Ini adalah darah pertama ditumpahkan oleh Muslimin. Karena itu pula ayat yang kita sebutkan tadi turun. Sebagai kelanjutannya maka diundangkan perang terhadap mereka yang mau memfitnah dan mengalihkan kaum Muslimin dan agamanya serta menghalangi mereka dan jalan Allah. Juga satuan ini merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Muslimin terhadap Quraisy, karena dengan ini keduanya dapat berhadapan sama kuat. Sesudah itu kaum Muslimin jadi berpikir lebih sungguh-sungguh lagi dalam membebaskan harta-benda mereka dalam menghadapi Quraisy. Disamping itu pihak Quraisy berusaha menghasut seluruh Jazirah Arab, bahwa Muhammad dan sahabat-sahabatnya melakukan pembunuhan dalam bulan suci. Muhammadpun yakin sudah, bahwa harapan akan dapat bekerja sama dengan jalan persetujuan yang sebaik-baiknya dengan mereka sudah tak ada lagi.