Sabtu, 18 Februari 2012
Al-Quran yang Suci untuk hati yang bersih
CintaQuranKetika membaca atau menghafal al-Qur'an, bagaimana suasana hati anda? Jika anda merasa tenang, nyaman dan bersemangat setelah mempelajarinya, maka berbahagialah dengan kondisi itu. Saat itu hati dan jiwa anda sedang mendapatkan sebuah kelembuatan dari Allah yang Maha Kuasa dan pemilik kitab suci al-Qur'an ini.
Adakah Al-Qur’an dalam hati kita?
Rutinitas kerja dan kesibukan dunia yang tiada habisnya, sering menjadi penyebab dari hati yang kering, meranggas, dan gersang dari sumber mata air iman yang menyejukkan. Ibarat kafilah yang melintas di padang pasir dengan muatan harta yang berlimpah, ia menjadi tidak bernilai tatkala kehausan (dehidrasi) memenuhi sekujur raganya. Setetes air, yang tatkala dalam kondisi wajar harganya tiada seberapa, menjadi bernilai luar biasa dalam kondisi jiwa yang dirundung kegersangan tiada tara.
7 Kiat Praktis Menjalin Ikatan Batin dengan Al Quran
1. Berdoa secara sungguh-sungguh agar Allah membuka hati kita untuk menerima cahaya firman-Nya, agar Ia memberi kita kemampuan merenungi kalam-Nya, dan dilakukan sebelum memulai membaca Al Quran. Ini penting untuk membangkitkan semangat dan menyiapkan hati menyambut cahayanya.
2. Banyak membaca Al Quran, menghabiskan waktu bersamanya, dan sebisa mungkin tidak menyela dengan aktifitas lain agar tidak kehilangan suasana. Dilakukan di tempat yang tenang, jauh dari kebisingan, agar bisa memfokuskan diri. Jangan lupa berwudhu dan bersiwak sebelum membacanya.
Para Malaikat Dalam Perang Al Ahzab
Hai
orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan)
kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada
mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah
Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan (al-Ahzab:9).
Al-Allamah bin Katsir berkata, “Allah SWT
berfirman memberitahukan nikmat, keutamaan, dan kebaikan-Nya yang telah
dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dalam menghadapi dan
mengalahkan musuh-musuhnya pada saat mereka terkepung. Hal itu terjadi pada
tahun Khandaq, bulan Syawal tahun kelima Hijriah dalam pendapat yang sahih dan
masyur.”
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (11); Perang Badar
Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam
SATUAN Abdullah b. Jahsy merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Islam. Ketika itulah Waqid b. Abdullah at-Tamimi melepaskan anak panahnya dan mengenai ‘Amr bin’l-Hadzrami hingga ia tewas. Ini adalah darah pertama ditumpahkan oleh Muslimin. Karena itu pula ayat yang kita sebutkan tadi turun. Sebagai kelanjutannya maka diundangkan perang terhadap mereka yang mau memfitnah dan mengalihkan kaum Muslimin dan agamanya serta menghalangi mereka dan jalan Allah. Juga satuan ini merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Muslimin terhadap Quraisy, karena dengan ini keduanya dapat berhadapan sama kuat. Sesudah itu kaum Muslimin jadi berpikir lebih sungguh-sungguh lagi dalam membebaskan harta-benda mereka dalam menghadapi Quraisy. Disamping itu pihak Quraisy berusaha menghasut seluruh Jazirah Arab, bahwa Muhammad dan sahabat-sahabatnya melakukan pembunuhan dalam bulan suci. Muhammadpun yakin sudah, bahwa harapan akan dapat bekerja sama dengan jalan persetujuan yang sebaik-baiknya dengan mereka sudah tak ada lagi.
SATUAN Abdullah b. Jahsy merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Islam. Ketika itulah Waqid b. Abdullah at-Tamimi melepaskan anak panahnya dan mengenai ‘Amr bin’l-Hadzrami hingga ia tewas. Ini adalah darah pertama ditumpahkan oleh Muslimin. Karena itu pula ayat yang kita sebutkan tadi turun. Sebagai kelanjutannya maka diundangkan perang terhadap mereka yang mau memfitnah dan mengalihkan kaum Muslimin dan agamanya serta menghalangi mereka dan jalan Allah. Juga satuan ini merupakan persimpangan jalan dalam strategi politik Muslimin terhadap Quraisy, karena dengan ini keduanya dapat berhadapan sama kuat. Sesudah itu kaum Muslimin jadi berpikir lebih sungguh-sungguh lagi dalam membebaskan harta-benda mereka dalam menghadapi Quraisy. Disamping itu pihak Quraisy berusaha menghasut seluruh Jazirah Arab, bahwa Muhammad dan sahabat-sahabatnya melakukan pembunuhan dalam bulan suci. Muhammadpun yakin sudah, bahwa harapan akan dapat bekerja sama dengan jalan persetujuan yang sebaik-baiknya dengan mereka sudah tak ada lagi.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (10); SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA
Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan
yang pertama
SESUDAH hijrah beberapa bulan keadaan kaum Muslimin yang tinggal di Medinah sudah pula stabil. Sekarang kerinduan pihak Muhajirin ke Mekah terasa makin bertambah adanya. Terpikir oleh mereka siapa-siapa dan apa saja yang mereka tinggalkan itu, serta betapa pula pihak Quraisy menyiksa mereka dulu? Tetapi sungguhpun begitu, gerangan apa yang harus mereka lakukan? Banyak penulis-penulis sejarah yang berpendapat, bahwa mereka – dan terutama Muhammad – telah memikirkan akan mengadakan balas-dendam terhadap Quraisy serta mulai membuka permusuhan dan akan mengadakan perang. Bahkan ada yang berpendapat, bahwa sejak mereka sampai di Medinah niat mengadakan perang ini sudah terpikir oleh mereka. Hanya saja, yang masih menunda mereka mencetuskan api peperangan itu ialah karena mereka masih sibuk menyiapkan tempat-tempat tinggal serta mengatur segala keperluan hidup mereka. Sebagian mereka mengemukakan alasan ini ialah karena Muhammad sudah mengadakan Ikrar Aqaba kedua yang justru untuk memerangi siapa saja. Dan sudah wajar pula apabila ia dan sahabat-sahabatnya menjadikan Quraisy sebagai sasaran pertama, suatu hal yang telah membuat pihak Quraisy segera menyadari akibat perjanjian ‘Aqaba itu. Dalam ketakutan itu mereka pergi menanyakan Aus dan Khazraj tentang dia.
SESUDAH hijrah beberapa bulan keadaan kaum Muslimin yang tinggal di Medinah sudah pula stabil. Sekarang kerinduan pihak Muhajirin ke Mekah terasa makin bertambah adanya. Terpikir oleh mereka siapa-siapa dan apa saja yang mereka tinggalkan itu, serta betapa pula pihak Quraisy menyiksa mereka dulu? Tetapi sungguhpun begitu, gerangan apa yang harus mereka lakukan? Banyak penulis-penulis sejarah yang berpendapat, bahwa mereka – dan terutama Muhammad – telah memikirkan akan mengadakan balas-dendam terhadap Quraisy serta mulai membuka permusuhan dan akan mengadakan perang. Bahkan ada yang berpendapat, bahwa sejak mereka sampai di Medinah niat mengadakan perang ini sudah terpikir oleh mereka. Hanya saja, yang masih menunda mereka mencetuskan api peperangan itu ialah karena mereka masih sibuk menyiapkan tempat-tempat tinggal serta mengatur segala keperluan hidup mereka. Sebagian mereka mengemukakan alasan ini ialah karena Muhammad sudah mengadakan Ikrar Aqaba kedua yang justru untuk memerangi siapa saja. Dan sudah wajar pula apabila ia dan sahabat-sahabatnya menjadikan Quraisy sebagai sasaran pertama, suatu hal yang telah membuat pihak Quraisy segera menyadari akibat perjanjian ‘Aqaba itu. Dalam ketakutan itu mereka pergi menanyakan Aus dan Khazraj tentang dia.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (9); Tahun Pertama di Madinah
Yathrib1 Menyambut Muhajir Besar
BERBONDONG-BONDONG penduduk Yathrib ke luar rumah hendak menyambut kedatangan Muhammad, pria dan wanita. Mereka berangkat setelah tersiar berita tentang hijrahnya, tentang Quraisy yang hendak membunuhnya, tentang ketabahannya menempuh panas yang begitu membakar dalam perjalanan yang sangat meletihkan, mengarungi bukit pasir dan batu karang di tengah-tengah dataran Tihama, yang justru memantulkan sinar matahari yang panas dan membakar itu. Mereka keluar karena terdorong ingin mengetahui sekitar berita tentang ajakannya yang sudah tersiar di seluruh jazirah. Ajakan ini juga yang sudah mengikis kepercayaan-kepercayaan lama yang diwarisi dari nenek-moyang mereka, yang sudah dianggap begitu suci.
BERBONDONG-BONDONG penduduk Yathrib ke luar rumah hendak menyambut kedatangan Muhammad, pria dan wanita. Mereka berangkat setelah tersiar berita tentang hijrahnya, tentang Quraisy yang hendak membunuhnya, tentang ketabahannya menempuh panas yang begitu membakar dalam perjalanan yang sangat meletihkan, mengarungi bukit pasir dan batu karang di tengah-tengah dataran Tihama, yang justru memantulkan sinar matahari yang panas dan membakar itu. Mereka keluar karena terdorong ingin mengetahui sekitar berita tentang ajakannya yang sudah tersiar di seluruh jazirah. Ajakan ini juga yang sudah mengikis kepercayaan-kepercayaan lama yang diwarisi dari nenek-moyang mereka, yang sudah dianggap begitu suci.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (8); Hijrah Ke Madinah
Perintah Hijrah
RENCANA Quraisy akan membunuh Muhammad pada malam
hari, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Medinah dan memperkuat diri di sana serta segala bencana
yang mungkin menimpa Mekah dan menimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai
akibatnya, beritanya sudah sampai kepada Muhammad. Memang tak ada orang yang
menyangsikan, bahwa Muhammad akan menggunakan kesempatan itu untuk hijrah. Akan
tetapi, karena begitu kuat ia dapat menyimpan rahasia itu, sehingga tiada
seorangpun yang mengetahui, juga Abu Bakr, orang yang pernah menyiapkan dua
ekor unta kendaraan tatkala ia meminta ijin kepada Nabi akan hijrah, yang lalu
ditangguhkan, hanya sedikit mengetahui soalnya. Muhammad sendiri memang masih
tinggal di Mekah ketika ia sudah mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaum
Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Dalam ia
menantikan perintah Tuhan yang akan mewahyukan kepadanya supaya hijrah, ketika
itulah ia pergi ke rumah Abu Bakr dan memberitahukan, bahwa Allah telah
mengijinkan ia hijrah. Dimintanya Abu Bakr supaya menemaninya dalam hijrahnya
itu, yang lalu diterima baik oleh Abu Bakr.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (7); Ikrar Aqabah
Kabilah-kabilah Menolak Muhammad Secara Kasar
ORANG-ORANG Quraisy tidak dapat memahami arti isra’, juga mereka yang sudah Islam banyak yang tidak memahami artinya seperti sudah disebutkan tadi. Itu sebabnya, ada kelompok yang lalu meninggalkan Muhammad yang tadinya sudah sekian lama menjadi pengikutnya. Permusuhan Quraisy terhadap Muhammad dan terhadap kaum Muslimin makin keras juga, sehingga mereka sudah merasa sungguh kesal karenanya. Rasanya tak ada lagi harapan bagi Muhammad akan mendapat dukungan kabilah-kabilah sesudah ternyata Thaqif dari Ta’if menolaknya dengan cara yang tidak baik. Demikian juga kemudian kabilah-kabilah Kinda, Kalb, Banu ‘Amir dan Banu Hanifa semua menolaknya, ketika ia datang mengenalkan diri kepada mereka pada musim ziarah.
ORANG-ORANG Quraisy tidak dapat memahami arti isra’, juga mereka yang sudah Islam banyak yang tidak memahami artinya seperti sudah disebutkan tadi. Itu sebabnya, ada kelompok yang lalu meninggalkan Muhammad yang tadinya sudah sekian lama menjadi pengikutnya. Permusuhan Quraisy terhadap Muhammad dan terhadap kaum Muslimin makin keras juga, sehingga mereka sudah merasa sungguh kesal karenanya. Rasanya tak ada lagi harapan bagi Muhammad akan mendapat dukungan kabilah-kabilah sesudah ternyata Thaqif dari Ta’if menolaknya dengan cara yang tidak baik. Demikian juga kemudian kabilah-kabilah Kinda, Kalb, Banu ‘Amir dan Banu Hanifa semua menolaknya, ketika ia datang mengenalkan diri kepada mereka pada musim ziarah.
Sesudah itu Muhammad merasa, bahwa tiada
seorangpun dari Quraisy itu nampaknya yang dapat diharapkan diajak kepada
kebenaran. Kabilah-kabilah lain di luar Quraisy yang berada di sekitar Mekah
dan yang datang berziarah ke tempat itu dari segenap penjuru daerah Arab,
melihat keadaannya yang dikucilkan itu dan melihat sikap permusuhan Quraisy
kepadanya demikian rupa, membuat setiap orang yang mendukungnya jadi memusuhi
mereka. Sekarang sikap Quraisy tambah keras pula menentangnya.
Jumat, 17 Februari 2012
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (6); DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA’
Muslimin Lari Dari Mekah Ke Celah-celah Gunung
SELAMA tiga tahun berturut-turut piagam yang dibuat pihak Quraisy untuk memboikot Muhammad dan mengepung Muslimin itu tetap berlaku. Dalam pada itu Muhammad dan keluarga serta sahabat-sahabatnya sudah mengungsi ke celah-celah gunung di luar kota Mekah, dengan mengalami pelbagai macam penderitaan, sehingga untuk mendapatkan bahan makanan sekadar menahan rasa laparpun tidak ada. Baik kepada Muhammad atau kaum Muslimin tidak diberikan kesempatan bergaul dan bercakap-cakap dengan orang, kecuali dalam bulan-bulan suci. Pada waktu itu orang-orang Arab berdatangan ke Mekah berziarah, segala permusuhan dihentikan – tak ada pembunuhan, tak ada penganiayaan, tak ada permusuhan, tak ada balas dendam.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (5); PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI
Umar Mengumumkan Keislamannya Dan Muslimin Beribadat Di Ka’bah
ISLAMNYA Umar telah membawa kelemahan ke dalam tubuh Quraisy karena ia masuk agama ini dengan semangat yang sama seperti ketika ia menentangnya dahulu. Ia masuk Islam tidak sembunyi-sembunyi, malah terang-terangan diumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia melawan mereka. Ia tidak mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap di celah-celah pegunungan Mekah, mau melakukan ibadat jauh dari gangguan Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy, sampai nanti dia beserta Muslimin itu dapat melakukan ibadat dalam Ka’bah. Di sini pihak Quraisy menyadari, bahwa penderitaan yang dialami Muhammad dan sahabat-sahabatnya, takkan mengubah kehendak orang menerima agama Allah, untuk kemudian berlindung kepada Umar dan Hamzah, atau ke Abisinia atau kepada siapa saja yang mampu melindungi mereka.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (4); CERITA GHARANIQ
Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:
Kembalinya Mereka Yang Hijrah Ke Abisinia
KAUM Muslimin yang hijrah ke Abisinia tinggal selama tiga bulan di sana. Sementara itu Umar ibn’l-Khattab sudah pula masuk Islam. Setelah para pengungsi ini mengetahui bahwa pihak Quraisy sudah mulai surut dari mengganggu Muhammad dan pengikut-pengikutnya – setelah Umar masuk Islam – menurut sebuah sumber, banyak di antara mereka itu yang kembali, dan sumber lain mengatakan semua mereka itu kembali ke Mekah. Tetapi setelah mereka sampai di Mekah, ternyata pihak Quraisy kembali menyiksa kaum Muslimin, bahkan lebih keras lagi dari pada yang pernah dialami kaum pengungsi itu dulu. Sebahagian mereka ada yang kembali ke Abisinia, ada pula yang memasuki Mekah atau di dekat-dekatnya dengan sembunyi-sembunyi. Konon katanya, bahwa mereka yang kembali itu membawa pula sejumlah kaum Muslimin dan mereka ini tinggal di Abisinia sampai sesudah Hijrah dan sesudah keadaan Muslimin di Medinah jadi lebih stabil.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (3); DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR
Percakapan Khadijah dengan Waraqa b. Naufal
MUHAMMAD sedang tidur. Khadijah menatapnya dengan hati penuh kasih dan harapan, kasih dan harapan terhadap orang yang tadi mengajaknya bicara itu.
Setelah dilihatnya ia tidur nyenyak, nyenyak dan tenang sekali, ditinggalkannya orang itu perlahan-lahan. Ia keluar, dengan pikiran masih pada orang itu, orang yang pernah menggoncangkan hatinya. Pikirannya pada hari esok, pada hari yang akan memberikan harapan baik kepadanya. Harapannya, suami itu akan menjadi nabi atas umat, yang kini tengah hanyut dalam kesesatan. Ia akan membimbing mereka dengan ajaran agama yang benar serta akan membawa mereka ke jalan yang lurus. Tetapi, sungguhpun begitu, menghadapi masa yang akan datang, ia merasa kuatir sekali, kuatir akan nasib suami yang setia dan penuh kasih-sayang itu. Dibayangkannya dalam hatinya apa yang telah diceritakan kepadanya itu. Dibayangkannya itu malaikat yang begitu indah, yang memperlihatkan diri di angkasa, setelah menyampaikan wahyu Tuhan kepadanya dan yang kemudian memenuhi seluruh ruangan itu. Selalu ia melihat malaikat itu kemana saja ia mengalihkan muka. Khadijah masih mengulangi kata-kata yang dibacakan dan sudah terpateri dalam dada Muhammad itu.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (1); MUHAMMAD DARI KELAHIRAN – PERKAWINANNYA
Perkawinan Abdullah dengan Aminah
Usia Abd’l-Muttalib sudah hampir mencapai tujuhpuluh tahun atau lebih tatkala Abraha mencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknya sudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd’l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra, – pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianya dan mempunyai kedudukan terhormat. Maka pergilah anak-beranak itu hendak mengunjungi keluarga Zuhra. Ia dengan anaknya menemui Wahb dan melamar puterinya. Sebagian penulis sejarah berpendapat, bahwa ia pergi menemui Uhyab, paman Aminah, sebab waktu itu ayahnya sudah meninggal dan dia di bawah asuhan pamannya. Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd’l-Muttalib juga kawin dengan Hala, puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (2); MEKAH KA’BAH DAN QURAISY
Letak Mekah
Di tengah-tengah jalan kafilah yang berhadapan dengan Laut Merah – antara Yaman dan Palestina – membentang bukit-bukit barisan sejauh kira-kira delapanpuluh kilometer dari pantai. Bukit-bukit ini mengelilingi sebuah lembah yang tidak begitu luas, yang hampir-hampir terkepung sama sekali oleh bukit-bukit itu kalau tidak dibuka oleh tiga buah jalan: pertama jalan menuju ke Yaman, yang kedua jalan dekat Laut Merah di pelabuhan Jedah, yang ketiga jalan yang menuju ke Palestina.
Ibrahim dan Isma’il
Dalam lembah yang terkepung oleh bukit-bukit itulah terletak Mekah. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya kota ini sungguh sukar sekali. Mungkin sekali ia bertolak ke masa ribuan tahun yang lalu. Yang pasti, lembah itu digunakan sebagai tempat perhentian kafilah sambil beristirahat, karena di tempat itu terdapat sumber mata air. Dengan demikian rombongan kafilah itu membentangkan kemah-kemah mereka, baik yang datang dari jurusan Yaman menuju Palestina atau yang datang dari Palestina menuju Yaman. Mungkin sekali Ismail anak Ibrahim itu orang pertama yang menjadikannya sebagai tempat tinggal, yang sebelum itu hanya dijadikan tempat kafilah lalu saja dan tempat perdagangan secara tukar-menukar antara yang datang dari arah selatan jazirah dengan yang bertolak dari arah utara.
Sirah Nabi; Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad saw
Muhammad adalah keturunan Nabi Ismail -nabi dengan 12 putra yang menjadi cikal bakal bangsa Arab. Para nenek moyang Muhammad adalah penjaga Baitullah sekaligus pemimpin masyarakat di Mekah, tempat yang menjadi tujuan bangsa Arab dari berbagai penjuru untuk berziarah setahun sekali. Tradisi ziarah yang sekarang, di masa Islam, menjadi ibadah haji. Salah seorang yang menonjol adalah Qusay yang hidup sekitar abad kelima Masehi.
Tugas Qusay sebagai penjaga ka’bah adalah memegang kunci (‘hijabah’), mengangkat panglima perang dengan memberikan bendera simbol yang dipegangnya (‘liwa’), menerima tamu (‘wifadah’) serta menyediakan minum bagi para peziarah (‘siqayah’).
Sirah Nabi Muhammad SAW-M. H Haekal (1); Arab Pra ISlam
Sumber Peradaban Pertama
PENYELIDIKAN mengenai sejarah peradaban manusia dan dari mana pula asal-usulnya, sebenarnya masih ada hubungannya dengan zaman kita sekarang ini. Penyelidikan demikian sudah lama menetapkan, bahwa sumber peradaban itu sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu adalah Mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang kedalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu sukar sekali akan sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah. Sarjana-sarjana ahli purbakala (arkelogi) kini kembali mengadakan penggalian-penggalian di Irak dan Suria dengan maksud mempelajari soal-soal peradaban Asiria dan Funisia serta menentukan zaman permulaan daripada kedua macam peradaban itu: adakah ia mendahului peradaban Mesir masa Firaun dan sekaligus mempengaruhinya, ataukah ia menyusul masa itu dan terpengaruh karenanya?
Nasab Belia:
Al-Habib Hasan Bin Ja`far Bin Umar Bin Ja`far Bin Syeckh Bin Segaf Bin Ahmad Bin Abdullah Bin Alwi Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Abdurrahman Bin Ahmad Bin Abdurahman Bin Alwi Bin Ahmad Bin Alwi Bin Syeckh Abdurrahman Segaf Bin Muhammad Maula Dawilaih Bin Ali Bin Alwi Guyur Bin (Al-Faqihil Muqaddam) Muhamad Bin Ali Bin Muhammad Shohibul Marboth Bin Ali Gholi Ghosam Bin Alwi Bin Muhammad Bin Alwi Bin Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir Bin Isa Bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Sodiq Bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zaenal Abidin Bin Al-Imam Husein Assibit Bin Imam Ali KWH Bin Fatimah Al-Batul Binti Nabi Muhammad SAW.
Al-Habib Hasan Bin Ja`far Bin Umar Bin Ja`far Bin Syeckh Bin Segaf Bin Ahmad Bin Abdullah Bin Alwi Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Abdurrahman Bin Ahmad Bin Abdurahman Bin Alwi Bin Ahmad Bin Alwi Bin Syeckh Abdurrahman Segaf Bin Muhammad Maula Dawilaih Bin Ali Bin Alwi Guyur Bin (Al-Faqihil Muqaddam) Muhamad Bin Ali Bin Muhammad Shohibul Marboth Bin Ali Gholi Ghosam Bin Alwi Bin Muhammad Bin Alwi Bin Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir Bin Isa Bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Sodiq Bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zaenal Abidin Bin Al-Imam Husein Assibit Bin Imam Ali KWH Bin Fatimah Al-Batul Binti Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah Mengajarkan 10 Jurus Kebal
Manusia selalu berusaha dengan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari ganguan dan kejahatan orang lain. Banyak cara yang di tempuh dan jalan yang di lalui untuk tujuan ini.
Sejak zaman dahulu dalam dunia persilatan telah kita dengar berbagai macam nama ilmu kesaktian. Kalau dulu anda pernah mengikuti sandiwara Saur sepuh tentu anda akan kenal pada Ajian serat jiwa dan Lampah umpuh ilmu pamungkas raja Madangkara Brama kumbara.
Di zaman rudal dan senjata muttakhir sekarang ini pun masih banyak orang yang mengejar ilmu kesaktian semacam ini, dengan berbagai macam tujuan dan alasan. Untuk menjaga diri, agar tekenal sebagai jawara, atau mungkin seorang ustadz atau dai' mempelajarinya agar da'waknya lancar karena dapat mengalahkan atau paling tidak melindungin diri dari kejahatan orang yang tidak senang pada kebaikan.
Manusia selalu berusaha dengan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari ganguan dan kejahatan orang lain. Banyak cara yang di tempuh dan jalan yang di lalui untuk tujuan ini.
Sejak zaman dahulu dalam dunia persilatan telah kita dengar berbagai macam nama ilmu kesaktian. Kalau dulu anda pernah mengikuti sandiwara Saur sepuh tentu anda akan kenal pada Ajian serat jiwa dan Lampah umpuh ilmu pamungkas raja Madangkara Brama kumbara.
Di zaman rudal dan senjata muttakhir sekarang ini pun masih banyak orang yang mengejar ilmu kesaktian semacam ini, dengan berbagai macam tujuan dan alasan. Untuk menjaga diri, agar tekenal sebagai jawara, atau mungkin seorang ustadz atau dai' mempelajarinya agar da'waknya lancar karena dapat mengalahkan atau paling tidak melindungin diri dari kejahatan orang yang tidak senang pada kebaikan.
Jumat, 27 Januari 2012
Metode Tahfidz untuk Orang Sibuk
Ketemu ini di note teman.. Yuk dipraktekkan!!
====
Bismillah..Ana ditanya oleh seorang muslimah dari Samarinda. Beliau seorang guru TIK dan wali kelas 9 SMP. Kadang beliau diminta menggantikan guru tahfidz jika guru tersebut tidak hadir. Hal itulah yang menjadi salah satu pendorongnya untuk lebih baik dan lebih cepat menghafal qur’an meskipun dalam kondisi sibuk.
(Di sini ana menjawab singkat saja, karena waktu ana di warnet sangat terbatas, barangkali bisa membantu para sahabat yang sibuk tapi punya keinginan kuat untuk menghafal qur’an.. )
Sabtu, 14 Januari 2012
Manaqib Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assaqof
Manaqib Al Qutub Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assaqof
Nasab beliau yang mulia
Beliau adalah Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ali bin Umar bin Segaf bin Muhammad dan terus bersambung nasabnya hingga sampai kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Beliu dilahirkan di kota Sewun, Hadramaut, pada bulan Jumadil Akhir Tahun 1331 H. Beliau dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang sholeh sehingga sejak kecil beliau telah dihiasi dengan hidayah dan ketakwaan.
Ayah beliau, Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Assaggaf, adalah seorang imam yang dihiasi dengan keindahan budi pekerti yang luhur ilmu yang luas dan amal yang soleh. Al-Habib Ali bin Muhammad Al habsyi pernah berkata bahwa Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman adalah Imam Wadil Ahqof (Hadramaut).
Ibu beliau adalah As-Syarifah Alawiyah binti Al-Habib Ahmad bin Muhammad Aljufri. Beliau adalah seorang wanita yang sholihah dan suka pada kebajikan. Ketika ibu beliau sedang mengandung dan melahirkan bayi laki-laki, bayi tersebut diberi nama Abdul Qodir atas isyarat dari Al-Habib Ali bin Muhammad Al habsyi, tetapi tidak lama kemudian bayi tersebut meninggal dunia. Ketika As-Syarifah Alawiyah melahirkan bayi laki-laki untuk yang kedua kalinya, Al-Habib Ali juga mengisyaratkan agar bayi tersebut diberi nama Abdul Qodir. Al-Habib Ali mengatakan bahwa bayi ini kelak akan menjadi orang yang mulia yang mengabdikan hidupnya untuk taat kepada Allah dan menjadi seorang yang dihiasi dengan ilmu, amal dan ihsan.
Beliau adalah Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ali bin Umar bin Segaf bin Muhammad dan terus bersambung nasabnya hingga sampai kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Beliu dilahirkan di kota Sewun, Hadramaut, pada bulan Jumadil Akhir Tahun 1331 H. Beliau dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang sholeh sehingga sejak kecil beliau telah dihiasi dengan hidayah dan ketakwaan.
Ayah beliau, Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Assaggaf, adalah seorang imam yang dihiasi dengan keindahan budi pekerti yang luhur ilmu yang luas dan amal yang soleh. Al-Habib Ali bin Muhammad Al habsyi pernah berkata bahwa Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman adalah Imam Wadil Ahqof (Hadramaut).
Ibu beliau adalah As-Syarifah Alawiyah binti Al-Habib Ahmad bin Muhammad Aljufri. Beliau adalah seorang wanita yang sholihah dan suka pada kebajikan. Ketika ibu beliau sedang mengandung dan melahirkan bayi laki-laki, bayi tersebut diberi nama Abdul Qodir atas isyarat dari Al-Habib Ali bin Muhammad Al habsyi, tetapi tidak lama kemudian bayi tersebut meninggal dunia. Ketika As-Syarifah Alawiyah melahirkan bayi laki-laki untuk yang kedua kalinya, Al-Habib Ali juga mengisyaratkan agar bayi tersebut diberi nama Abdul Qodir. Al-Habib Ali mengatakan bahwa bayi ini kelak akan menjadi orang yang mulia yang mengabdikan hidupnya untuk taat kepada Allah dan menjadi seorang yang dihiasi dengan ilmu, amal dan ihsan.
Manaqib Al Maghfurlah Al Walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf
Al Maghfurlah Al Walid Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Assegaf, Bukit Duri
Nasab BeliauHabib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir bin Ali bin Umar bin Segaf bin Muhammad bin Umar bin Thoha bin Umar bin Thoha bin Umar ash-Shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin
Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein Rodiyallahu ‘Anhum
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar
Beliau adalah datuk kepada Habib ‘Umar bin Muhammad Bin Hafiz yang masyhur dewasa ini. Beliau lahir di Bondowoso, Pulau Jawa pada 25 Syawwal 1288H / 6 Januari 1872M. Kemudian beliau dibawa ayahandanya balik ke Kota Misythah, Hadhramaut ketika beliau berusia kira-kira 8 tahun. Beliau menerima didikan awal daripada ayahnya dan beberapa ulama di Kota Misythah antaranya dengan Mu’allim ‘Abud bin Sa’id BaSyu’aib dan Mu’allim ‘Abdullah bin Hasan BaSyu’aib. Pada 1304H, beliau meneruskan pencarian ilmunya dengan mendatangi Kota Tarim al-Ghanna. Di kota berkah ini, beliau menimba pengetahuan agama daripada para ulama di sana antaranya Mu’allim ‘Abdullah bin Ahmad BaGharib dan Habib ‘Abdur Rahman bin Muhammad al-Masyhur. Selain Kota Tarim, beliau turut mengadakan perjalanan sama ada untuk mendalami ilmunya juga untuk menyebarkan ilmu dan dakwah ke Seiwun, Du’an, al-Haramain, Zanzibar, Mombasa, India dan tidak ketinggalan tanah kelahirannya, Pulau Jawa.
Di negeri-negeri yang dikunjunginya, beliau tidak melepaskan peluang untuk mengadakan pertemuan dan menjalinkan hubungan dengan para ulama dan awliya’ yang menetap di sana. Hasil pertemuan dan hubungan ini, baik berupa wasiat, nasihat dan ijazah beliau kumpulkan dalam satu catatan yang dinamakannya “Minhah al-Ilah fil ittishal bi ba’dhi awliya“.
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Muhammad Bin Ahmad Al Muhdor
Al Maghfurlah Al Habib Muhammad Bin Ahmad Al-Muhdor, Bondowoso
Habib Muhammad Al-Muhdhor lahir di desa Quwaireh, Du’an Al-Ayman, Hadramaut, pada tahun 1280 H atau sekitar tahun 18633 M. Ayahnya, Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Muhdhor, seorang ulama rujukan para ahli ilmu di zamannya. Beliau lahir di Ar-Rasyid Ad-Du’aniyah 1217 H dan wafat pada tahun 1304 H bertepatan dengan tahun 1886 M.
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad
Al Maghfurlah Al Habib Alwi bin Thahir bin Abdullah Al Haddad. Penulis Hebat, Sejarawan dan Mufti Johor
Jika berbicara tentang sesuatu persoalan, beliau memaparkan segala
seginya dan menguatkannya dengan dalil-dalil aqli dan naqli. Beliau
seorang yang memiliki ghirah (kecemburuan) terhadap Islam dan menjadi
pembelanya. Di samping itu, beliau juga pembela keluarga Rasulullah SAW.
aktif berhubungan dengan para ahli ilmu di berbagai tempat di seluruh
dunia Islam, dan selalu menghindari pertentangan-pertentangan mazhab.Nama lengkapnya ialah Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad bin Abdullah bin Thaha Abdullah bin Umar bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abi Bakar Abu Thahir Al-Alawi asy-Syarif al-Huseini. Sampai nasabnya kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib yang kahwin dengan Sayidatina Fatimah binti Nabi Muhammad SAW. Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad lahir di Bandar Qaidun, Hadhramaut, Yaman pada 14 Syawal 1301 H/ 7 Ogos 1884 M.
Pendidikannya
Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad sedari kecil telah bercita-cita menjadi ulama. Ini didukung oleh kecerdasan dan keteguhannya dalam menuntut ilmu, dan selalu menyertai ulama-ulama besar sehingga dapat mencapai puncak keilmuannya dan menghimpunkan berbagai ilmu naqli dan aqli yang membuatnya melebihi rekan-rekan seangkatannya. Bahkan, Sayid Alwi mampu melakukan istinbat dan ijtihad yang cermat dan tidak dapat dicapai oleh sebagian orang.
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Alwi bin muhammad Al Haddad
Habib Alwi bin Muhammmad bin Ahmad Al haddad, Empang-Bogor
Beliau dilahirkan di kota Qeidun, Hadramaut, pada tahun 1299 H. Sanad
keturunan beliau termasuk suatu silsilah dzahabiyyah,
sambung-menyambung dari ayah yang wali ke kakek wali, demikian
seterusnya sampai bertemu dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana kebanyakan
para Saadah Bani Alawi, beliau dibesarkan dan dididik oleh ayahnya
sendiri Al-Habib Muhammad bin Thohir bin Umar Alhaddad.Kakek beliau Al-Habib Thohir bin Umar Alhaddad adalah seorang ulama besar di kota Geidun, Hadramaut. Sedangkan ayah beliau adalah seorang Wali min Auliyaillah dan ulama besar yang hijrah dari kota Geidun, Hadramaut ke Indonesia dan menetap di kota Tegal. Beliau Al-Habib Thohir banyak membaca buku dibawah pengawasan dan bimbingan ayah dan kakek beliau, sehingga diberi ijazah oleh ayah dan kakeknya sebagai ahli hadist dan ahli tafsir.
Setelah digembleng oleh ayahnya, beliau lalu berguru kepada :
-As-Syaikh Abdullah bin Abubakar Al-Murahim Al-Khotib (di kota Tarim)
-As-Syaikh Abud Al-Amudi (di kota Geidun)
Al Habib Alwi bin Ali Al Habsyi
Al Habib Alwi bin Ali Al Habsyi pendiri Masjid ar-Riyadh Solo (Surakarta)
Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi ialah seorang ulama dan dai yang masyhur. Beliau merupakan anak bungsu kepada Habib
Ali bin Muhammad Al-Habsyi pengarang maulid ‘Simthud Durar’ yang
masyhur. Beliau juga pendiri Masjid ar-Riyadh di Kota Solo (Surakarta).
Beliau dikenali sebagai peribadi yang amat luhur budi
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas.
Keramat sapuro-Pekalongan
Komplek pemakaman umum kelurahan Sapuro ini menjadi salah satu tujuan wisata religius di karenakan di komplek pemakaman ini terdapat makam Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas, seorang tokoh penyebar agama Islam di Kota Pekalongan dan sekitarnya.
Apalagi setiap hari kamis sore sampai hari jum’at,komplek pemakaman ini penuh sesak dengan para peziarah yang datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Lokasi makam Habib Ahmad bin Abdullah binThalib Al Athas ini sangat mudah di jangkau karena tempatnya sangat strategis. Yakni kurang lebih 100 meter dari jalan Jendral Sudirman.
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Abu Bakar `Athas Bin Abdullah Al Habsy
Nasab
Habib Abu Bakar Attas bin Abdullah bin Alwi bin Zain bin Abdullah bin Zain bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad bin ‘Alwi bin Abu Bakar Al-Habshi di lahirkan di Hottah, Hadramaut pada bulan Zulkaedah 1327H (1909M). Beliau adalah merupakan salah seorang daripada guru kepada Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Abdullah bin Abu Bakar bin Aidrus bin Umar bin Aidrus bin Umar bin Abu Bakar bin Aidrus bin Al-Husain bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, pengasas Rubath Darul Musthofa di Tarim.
Guru-guru beliau
Semasa kecilnya ditarbiah oleh ayahandanya sendiri. Selepas ayahandanya, Habib Abdullah wafat pada tahun 1342H, tugas tersebut diambilalih oleh kekandanya Habib Hussin. Sebelum meningkat umur remaja, Habib Abu Bakar telah menghafal dan mendalami sebahagian besar isi al-Quran. Beliau menghadiri majlis-majlis ilmu, mendalami kitab-kitab ilmu dan menceduk rahasia-rahsianya yang bagaikan lautan dari ramai ulama. Diantara masyaikh beliau adalah:
Habib Abu Bakar Attas bin Abdullah bin Alwi bin Zain bin Abdullah bin Zain bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad bin ‘Alwi bin Abu Bakar Al-Habshi di lahirkan di Hottah, Hadramaut pada bulan Zulkaedah 1327H (1909M). Beliau adalah merupakan salah seorang daripada guru kepada Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Abdullah bin Abu Bakar bin Aidrus bin Umar bin Aidrus bin Umar bin Abu Bakar bin Aidrus bin Al-Husain bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, pengasas Rubath Darul Musthofa di Tarim.
Guru-guru beliau
Semasa kecilnya ditarbiah oleh ayahandanya sendiri. Selepas ayahandanya, Habib Abdullah wafat pada tahun 1342H, tugas tersebut diambilalih oleh kekandanya Habib Hussin. Sebelum meningkat umur remaja, Habib Abu Bakar telah menghafal dan mendalami sebahagian besar isi al-Quran. Beliau menghadiri majlis-majlis ilmu, mendalami kitab-kitab ilmu dan menceduk rahasia-rahsianya yang bagaikan lautan dari ramai ulama. Diantara masyaikh beliau adalah:
Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Ali bin Ja’far bin Ahmad Alaydrus
Semasa hidupnya, Habib Ali menjadi tempat mengadu berbagai permasalahan banyak orang. Mereka yang berasal dari Nusantara dan egara-negara Jazirah Arab, apabila berkunjung ke Malaysia, akan meluangkan waktu untuk mengunjunginya demi
mendapatkan mutiara nasihat dan keberkahan dari sosok yang jiwa dan
raganya ini senantiasa bergantung kepada Allah SWT dan Baginda
Rasulullah SAW.
Di antara petuah yang pernah ia sampaikan, “Allah SWT adalah Sang Khaliq. Manusia hanyalah makhluk. Maka, manusia harus mematuhi apa pun perintah Sang Maha Pencipta, bukan Sang Maha Pencipta yang mematuhi perintah manusia.
Di antara petuah yang pernah ia sampaikan, “Allah SWT adalah Sang Khaliq. Manusia hanyalah makhluk. Maka, manusia harus mematuhi apa pun perintah Sang Maha Pencipta, bukan Sang Maha Pencipta yang mematuhi perintah manusia.
Sejarah Ringkas Habib Abdullah Dan Masjid Keramat Empang Bogor.
Kawasan Empang Bogor Selatan, Kota Bogor menjadi terkenal karena di lokasi itu berdiri Masjid Keramat An Nur yang lokasinya tepat di Jalan Lolongok.
Di Kompleks Masjid An nur itulah, Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas di makamkan, bersama dengan makam anak-anaknya yaitu Al Habib Mukhsin Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Zen Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Husen Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, Sarifah Nur Binti Abdullah Al Athas, dan makam murid kesayangannya yaitu Al Habib Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir.
Langganan:
Postingan (Atom)